Puasa memasuki hari ke enam ,pagi ini saya berangkat ke kantor jam 06.00. Dijalanan terlihat sudah rame sekali anak2 sekolah berangkat dan masih sedikit terlihat sisa warung2 malam yang lagi "ringkes2"dagangan mereka.
Saat pagi bulan puasa saya teringat waktu kecil dulu habis sholat subuh di masjid langsung jalan2 sambil mainan petasan ,saat ini walaupun masih ada anak yang main petasan sudah amat jauh berkurang dibanding jaman dulu.Mungkin disamping ada larangan dari polisi untuk para penjual petasan juga sudah ada pergeseran budaya anak seiring berbagai kemajuan model permainan dan hiburan modern semacam game online,timezone,atau produk2 mainan yang lebih maju dan simple ,lebih penting lagi aman.
Disaat banyak model permainan atau budaya asing masuk ke indonesia ada satu hal yang sangat terasa membuat saya sedikit prihatin yaitu banyak erosi atau bahkan tergerusnya nilai2 budaya dan nasionalisme kita terhadap kepemilikan budaya kita sendiri
Sebagai contoh saat ini negara kita lagi "kebakaran jenggot" atas klaim tari Pendet (sumber gbr:www.babadbali.com) dari Bali oleh negara Malaysia ,padahal beberapa waktu yg lalu sudah banyak terjadi misal lagu Rasa Sayange, Motif batik,Reog Ponorogo dan yg lebih parah lagi sengketa Pulau Sipadan - Ligitan kita kalah di Mahkamah Internasional...
Semoga di bulan Ramadhan 1430 H ini bangsa kita (saya sendiri) akan lebih sadar akan kekayaan bangsa ini baik budaya,tradisi,alam darat laut udara dll. Dan pemerintah juga lebih bisa tegas dan aktif menjaga dan memfasilitasi semua perangkat untuk menghargai budaya itu sendiri. Sehingga kita bisa menjaga menambah nilai manfaat dan mengembangkannya untuk anak cucu dan warisan ke generasi berikutnya dan akan membuat rasa percaya diri kita sebagai bangsa Indonesia lebih besar.
Tetap semangat dan Merdeka !!!!!
Saat pagi bulan puasa saya teringat waktu kecil dulu habis sholat subuh di masjid langsung jalan2 sambil mainan petasan ,saat ini walaupun masih ada anak yang main petasan sudah amat jauh berkurang dibanding jaman dulu.Mungkin disamping ada larangan dari polisi untuk para penjual petasan juga sudah ada pergeseran budaya anak seiring berbagai kemajuan model permainan dan hiburan modern semacam game online,timezone,atau produk2 mainan yang lebih maju dan simple ,lebih penting lagi aman.
Disaat banyak model permainan atau budaya asing masuk ke indonesia ada satu hal yang sangat terasa membuat saya sedikit prihatin yaitu banyak erosi atau bahkan tergerusnya nilai2 budaya dan nasionalisme kita terhadap kepemilikan budaya kita sendiri
Sebagai contoh saat ini negara kita lagi "kebakaran jenggot" atas klaim tari Pendet (sumber gbr:www.babadbali.com) dari Bali oleh negara Malaysia ,padahal beberapa waktu yg lalu sudah banyak terjadi misal lagu Rasa Sayange, Motif batik,Reog Ponorogo dan yg lebih parah lagi sengketa Pulau Sipadan - Ligitan kita kalah di Mahkamah Internasional...
Semoga di bulan Ramadhan 1430 H ini bangsa kita (saya sendiri) akan lebih sadar akan kekayaan bangsa ini baik budaya,tradisi,alam darat laut udara dll. Dan pemerintah juga lebih bisa tegas dan aktif menjaga dan memfasilitasi semua perangkat untuk menghargai budaya itu sendiri. Sehingga kita bisa menjaga menambah nilai manfaat dan mengembangkannya untuk anak cucu dan warisan ke generasi berikutnya dan akan membuat rasa percaya diri kita sebagai bangsa Indonesia lebih besar.
Tetap semangat dan Merdeka !!!!!